Minggu, 05 Februari 2017

KANDUNGAN DAN KHASIAT RUMPUT LAUT







Indonesia mempunyai potensi yang baik untuk mengembangkan dan memanfaatkan kekayaan lautnya, termasuk rumput laut. Rumput laut memiliki kandungan metabolit primer dan sekunder. Kandungan metabolit primer seperti vitamin, mineral, serat, alginat, karaginan dan agar banyak dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik untuk pemeliharaan kulit. Selain kandungan primernya yang bernilai ekonomis, kandungan metabolit sekunder dari rumput laut berpotensi sebagai produser metabolit bioaktif yang beragam dengan aktivitas yang sangat luas sebagai antibakteri, antivirus, antijamur dan sitotastik.
Manfaat rumput laut sebagai bahan pangan sudah lama diketahui. Di Indonesia rumput laut sudah lama dimanfaatkan penduduk pantai untuk sayur, lalapan, acar, kue, puding, dan manisan. Salah satu rumput laut yang dapat dimakan adalah Caulerpa sp. yang merupakan golongan ganggang hijau (Chlorophyceae). Rumput laut ini mempunyai kemelimpahan dan sebaran yang sangat tinggi, terdapat hampir di seluruh wilayah laut Indonesia. Rumput laut ini biasanya di jadikam makanan dalam bentuk lalapan oleh masyarakat di sekitar wilayah pantai dan pada saat musimnya Caulerpa sp  ini menjadi makanan yangn pavorit dan banyak di perjual-belikan di pasar-pasar tradisional. Selain itu masaih banyak rumput laut yang biasa dikonsumsi baik secara langsung maupun sudah diolah oleh masyarakat di wilayah pesisir.
Kandungan rumput laut umumnya adalah mineral esensial (besi, iodin, aluminum, mangan, kalsium, nitrogen dapat larut, phosphor, sulfur, khlor. silicon, rubidium, strontium, barium, titanium, cobalt, boron, copper, kalium, dan unsur-unsur lainnya), asam nukleat, asam amino, protein, mineral, trace elements, tepung, gula dan vitamin A, D, C, D E, dan K.   Kandungan kimia penting lain adalah karbohidrat yang berupa polisakarida seperti agar – agar, karagenan dan alginat.
Kandungan utama rumput laut segar adalah air yang mencapai 80-90 %, sedangkan kadar protein dan lemaknya sangat kecil. Kadar lemak rumput laut sangat rendah, tetapi susunan asam lemaknya sangat penting bagi kesehatan. Lemak rumput laut mengandung asam lemak omega-3 dan omega-6 dalam jumlah yang cukup tinggi. Kedua asam lemak ini merupakan asam lemak yang penting bagi tubuh terutama sebagai pembentuk membran jaringan otak. Dalam 100 g rumput laut kering mengandung asam lemak omega-3 berkisar antara 128-1.629 mg dan asam lemak omega-6 berkisar 188-1.704 mg.

A.           Kandungan Hidrokoloid Rumput Laut
Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi, pemanfaatan rumput laut dalam bidang industri semakin meluas. Hampir semua produk yang kita gunakan sehari-hari, seperti sabun mandi, sampo, pasta gigi, lipstik, minuman, dan sebagainya mengandung hidrokoloid dari rumput laut. Hidrokoloid rumput laut dalam industri diperlukan sebagai pembuat suspensi, penstabil (stabilizer), emulsifier, dan bahan aditif. Ada tiga hidrokoloid yang terkandung dalam rumput laut yang sangat dibutuhkan oleh industri, yaitu agar, karaginan, dan alginat.

1.             Agar
Agar atau biasa juga di sebut agar – agar merupakan senyawa ester asam sulfat dari senyawa galaktan yang tidak larut dalam air dingin, tapi larut dalam air panas dengan membentuk gel dengan rumus molekul (C12H14O5(OH)4)n. Agar merupakan hidrokoloid rumput laut dari jenis Gracilaria sp yang mempunyai kekuatan gel yang sangat kuat. Dilihat dari struktur molekulnya, agar merupakan asam sulfanik, yaitu ester dari galaktan linier yang merupakan rantai panjang yang disusun oleh ulangan dari pasangan dua unit molekul agarose/agarobiose dan agarapektin (neoagarobiose).
Agar adalah produk kering tak berbentuk, mempunyai sifat seperti gelatin dan merupakan hasil ekstaksi nonnitrogen. Agar diperoleh dengan mengekstrak Agarophyte (rumput laut penghasil agar). Agar-agar ini bersifat larut di dalam air panas dan tidak larut dalam air dingin dan cenderung menjendal dalam air dingin. Pemanfaatan agar-agar ini sudah sangat meluas baik dalam industri makanan maupun farmasi. Dalam industri tersebut agar-agar digunakan dalam pembuatan produk pasta gigi, minyak rambut, lotion, krim, dan lain-lain. Fungsi utama agar-agar dalam industri adalah sebagai bahan pemantap, pengemulsi (emulsifier), dan penstabil.
Pada pembuatan es krim agar berfungsi sebagai pengatur keseimbangan dan memberikan struktur halus pada es krim. Hal ini disebabkan daya buihnya yang rendah. Agar juga digunakan industri pembuatan sosis sebagai poreparasi dalam menyatukan bahan-bahan (daging) menjadi sosis, serta dapat mereduksi lemak dan kolesterol dalam produk sosis.

2.             Karaginan
Karaginan merupakan getah rumput laut yang diekstraksi dengan air atau larutan alkali dari spesies tertentu dari kelas Rhodophyceae (alga merah). karaginan terdapat dalam dinding sel rumput laut atau matriks intraselulernya dan karaginan merupakan bagian penyusun yang besar dari berat kering rumput laut dibandingkan dengan komponen yang lain.  Karaginan merupakan senyawa polisakarida yang tersususun dari unit α (1,3) D-galaktosa β (1,4) L-galaktosa 3,6 anhidrogalaktosa secara bergantian. Setiap unit galaktosa mengikat gugus sulfat. Senyawa polisakarida ini didapat dengan mengekstraksi rumput laut jenis karaginofit (rumput laut penghasil karaginan) seperti Eucheuma sp., Hypnea sp., dan Gigartina sp.
Karaginan banyak digunakan dalam produk pangan dan industri seperti misalnya dalam pembuatan coklat, susu, pudding, susu instan, makanan kaleng dan roti. Karaginan memiliki kemampuannya dalam mengubah sifat fungsional produk yang diinginkan. Beberapa Sifat fungsional karaginan dalam produk pangan diantaranya adalah sebagai pengemulsi, penstabil dan pembentuk gel.  Karaginan dalam industri pangan dikategorikan sebagai salah satu bahan tambahan makanan (food additives). Umumnya bahan aditif hanya diizinkan untuk digunakan dalam makanan tertentu dan tunduk pada batas-batas kuantitatif tertentu.
Jumlah dan posisi sulfat membedakan macam-macam polisakarida Rhodophyceae, seperti yang tercantum dalam Federal Register, polisakarida tersebut harus mengandung 20% sulfat berdasarkan berat kering untuk diklasifikasikan sebagai karaginan. Berat molekul karaginan tersebut cukup tinggi yaitu berkisar 100-800 ribu.
Berdasarkan strukturnya, karaginan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu kappa-karaginan, iota-karaginan, dan lamda-karaginan. Ketiganya berbeda dalam sifat gel dan reaksinya terhadap protein, serta dihasilkan dari rumput laut yang berbeda pula. Kappa-karaginan tersusun dari (1,>3) D-galaktosa-4 sulfat atau (1,>4) 3-6 anhidro-D-galaktosa. Iota-karaginan mengandung 4-sulfat ester pada setiap residu D-galaktosa dan gugus 2-sulfat ester pada setiap gugus 3.6 anhidro–D–galaktosa. Sementara lamda-karaginan memiliki residu disulfat (1,4) D-galaktosa. Ciri khas dari keraginan adalah setiap unit galaktosanya mengikat gugusan sulfat, jumlah sulfatnya lebih kurang 35,1%.
Kelarutan karaginan didalam air dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya suhu, senyawa organik, garam yang larut dalam air serta jenis karaginan itu sendiri. Umumnya karaginan dapat melakukan interaksi dengan makromolekul yang bermuatan, misalnya protein, sehingga mampu menghasilkan berbagai macam pengaruh seperti pembentukan gel, peningkatan viskositas, pengendapan serta penyaringan stabilisasi.
Karaginan digunakan sebagai bahan penstabil (stabilisier) karena mengandung gugus ester sulfat. Terjadinya gaya tolak – menolak antara grup ester sulfat yang bermuatan negatif  di sepanjang rantai polimer menyebabkan rangkaian molekul menjadi kaku dan tertarik kencang. Hal menjadi penyebab molekul karaginan mempunyai sifat hidrofilik atau dapat mengikat air dan gugus hidroksil lainnya.
Karaginan juga dapat digunakan sebagai emulsi (emulsifier). Contohnya dalam produk olahan sosis. Sosis merupakan produk emulsi daging yang ditambahkan bahan pengisi, bahan pengikat dan bumbu-bumbu untuk meningkatkan flavor dan daya terima. Masalah yang sering timbul dalam pembuatan produk emulsi adalah tidak stabilnya sistem emulsi adonan. Hal ini mengakibatkan pecahnya sistem emulsi pada saat pengolahan dan penyimpanan.  Upaya pencegahan agar sistem emulsi tersebut tidak pecah dan tahan lama adalah penambahan emulsifier. Emulsifier merupakan zat di mana dapat menjaga kesetabilan suatu produk. Oleh karena itu, perlu penambahan emulsifier pada proses pengolahan sosis agar adonan memiliki stabilitas yang baik.
Selain itu karaginan juga digunakan sebagai pensuspensi (suspention agent), pelindung koloid (protective), pembentuk film (film former), penghalang terjadinya pelepasan air (syneresis inhibitor), dan pengkelat atau pengikat bahan-bahan lain (flocculating agent).


3.             Alginat
Alginat merupakan polimer murni dari uronat yang tersusun dalam bentuk rantai linier panjang, yang terdiri dari dua unit monomer β- D-mannuronic acid dan α-L-galuronic acid. Alginat didapat dengan mengekstrak rumput laut jenis alginofit (rumput laut penghasil alginat), seperti Sargassum sp. dan Turbinaria sp.
Alginat berfungsi sebagai bahan pengatur keseimbangan dan bahan pengental serta pengemulsi (emulsifier). Di bidang farmasi dan kosmetik alginat dimanfaatkan dalam bentuk asam alginat atau garam sodium alginat dan kalsium alginat.
Alginat membentuk garam yang larut dalam air dengan kation monovalen, serta amin dengan berat  molekul rendah dan ion magnesium. Alginat mudah sekali menyerap air karena merupakan molekul linier dengan berat molekul tinggi. Karena itu alginat sangat baik digunakan sebagai bahan pengental produk. Alginat juga mampu menjaga suspensi karena muatan negatifnya serta ukuran kalorinya yang memungkinkan membentuk pembungkus bagi partikel yang tersuspensi.
Dibidang farmasi dan kosmetik alginat dimanfaatkan dalam bentuk asam alginat, sodium alginat serta kalsium alginat. Asam alginat tidak larut dalam air, tetapi mengembang sehingga dapat berfungsi sebagai disintegrating agent dan berguna dalam pembuatan tablet. Sebagai disintegrating agent dalam tablet, partikel asam alginat menyerap air dengan cepat dan akibatnya tablet membengkak dan cepat hancur.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa semakin tinggi konsentrasi alginat yang digunakan pada pembuatan es krim menyebabkan waktu leleh es krim semakin meningkat. Selain itu penggunaan alginat sebagai stabilisator akan meningkatkan viskositas es krim. Alginat dapat berfungsi sebagai penghambat gerakan molekul air. Dengan pengikatan molekul air yang semakin banyak maka viskositas semakin tinggi. Penggunaan garam alginat akan mengikat molekul air sehingga perlekatan antara molekul pada saat pembekuan dapat dicegah dan tidak terbentuk molekul air yang besar

Alginat yang ada di pasaran sebagian besar berupa natrium alginat, yaitu suatu garam alginat yang larut dalam air. Jenis alginat lain yang larut dalam air ialah kalium atau ammonium alginat. Sedang, alginat yang tidak larut dalam air adalah kalsium alginat dan asam alginat dan derivat atau produk turunan yang terpenting adalah propylene glycol alginat.
Alginat yang memiliki mutu food grade, harus bebas dari selulosa dan warnanya sudah dipucatkan (bleached) sehingga terang atau putih, Pharmaceutical grade, biasanya juga bebas dari selulosa. Disamping grade tersebut, ada lagi yang disebut industrial grade yang biasanya masih mengizinkan adanya beberapa bagian dari selulosa, dengan warna dari coklat sampai putih

B.            Kandungan Gizi dan Mineral Rumput Laut
1.             Protein dan asam amino
Protein mempunyai kegunaan yang amat banyak dalam tubuh, diantaranya adalah pembongkaran molekul protein untuk mendapatkan energi atau unsur senyawa seperti nitrogen atau sulfur untuk reaksi metabolisme lainnya.
Protein merupakan senyawa organic kompleks, tersusun atas banyak asam amino yang mengandung unsur-unsur karbon sebanyak 50 – 55 %, hidrogen sebanyak 5 – 7 % , oksigen sebanyak 20 – 25 %  dan nitrogen sebanyak 15 – 18 % yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein mengandung pula fosfor dan sulfur. Protein sangat penting bagi tubuh, karena zat ini mempunyai fungsi sebagai zat pembangun, zat pengatur  dan zat pembakar.
Sebagai zat pembangun protein berfungsi membentuk berbagai jaringan baru untuk pertumbuhan, mengganti jaringan yang rusak, maupun bereproduksi. Sedangkan sebagai zat pengatur, protein berperan dalam pembentukan enzim dan hormon penjaga dan pengatur berbagai proses metabolisme di dalam tubuh. Dan sebagai zat pembakar, karena unsur karbon yang terkandung didalamnya dapat difungsikan sebagai sumber energi pada saat kebutuhan energi tidak terpenuhi oleh karbohidrat dan lemak.
Kadar protein rumput laut sangat bervariasi tergantung dari jenis, habitat serta metode budidaya yang diterapkan serta metode ekstraksinya. Rumput laut merah mempunyai kandungan protein berkisar 30 – 40 %, rumput laut coklat mempunyai kandungan protein 3 – 15 % dan rumput laut hijau mempunyai kandungan protein sebesar 6 – 20 % berat kering.
Protein tersusun dari asam-asam amino, sehingga hidrolisis protein secara sempurna akan diperoleh asam-asam amino. Dalam penelitian ini, 17 asam amino berhasil diidentifikasi. Pada Sargassum crassifolium dari yang terbanyak secara berurutan adalah: asam glutamat, asam aspartat, glisin, leusin, alanin, valin, serin, isoleusin, treonin, fenilalanin, prolin, lisin, arginin, tirosin, sistein, histidin, dan hidroksi lisin.
Peningkatan kadar protein menurut disebabkan oleh peningkatan metionein dan sitein yang disentetis dari sulfat. Kandungan sulfat meningkat karena semakin meningkat kandungan karbohidrat pada rumput laut tersebut. Pada periode pertumbuhan eksponensial alga lebih banyak mensistensis protein sehingga pembentukan dinding sel dan cadangan makan menjadi sedikit, pada kondisi ini pasokan nitrogen sedikit dan sebagian proses sintesis protein dari kegiatan fotosintesis akan diubah menjadi sintesis karbohidrat.

2.             Karbohidrat
Karbohidrat biasanya terdapat pada tumbuhan, termasuk dalam gula sederhana. Karbohidrat adalah sumber energi yang murah dan dapat menggantikan protein yang mahal. Karbohidrat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok yaitu monosakarida, disakarida dan polisakarida. Selain itu karbohidrat juga dapat diklasifikasikan berdasarkan pada tingkat kecernaan, yaitu karbohidrat yang dapat dicerna, karbohidrat yang dapat dicerna sebagian dan karbohidrat yang tidak dapat dicerna. Gula, kanji dan glikogen adalah karbohidrat yang dapat dicerna. Galaktogen, mannosan, inulin dan pentosa adalah karbohidrat yang dapat dicera sebagian. Selulosa, serat kasar dan hemisellulosa adalah karbohidrat yang tidak dapat dicerna
Karbohidrat, merupakan senyawa organik yang terdiri dari serat kasar dan bahan bebas tanpa nitrogen (nitrogen free extract). Jadi unsur-unsur karbohidrat terdiri dari: karbon, hidrogen, dan oksigen dalam perbandingan yang berbeda. Karbohidrat dalam bentuk sederhana umumnya lebih mudah larut dalam air daripada lemak atau protein. Kandungan karbohidrat dalam bentuk serat kasar dalam jumlah tertentu diperlukan untuk membentuk gumpalan kotoran sehingga memudahkan dalam pengeluaran feses dari dalam usus.

3.             A b u
Abu merupakan komponen dalam bahan makanan yang penting untuk menentukan kadar mineral. Rumput laut secara umum mengandung kadar abu sampai sekitar 36% dari berat keringnya.
Kandungan abu yang tinggi pada rumput laut, diyakini  berhubungan dengan cara penyerapan hara mineralnya, disamping sebagai bentuk adaptasi terhadap kondisi lingkungan perairan laut yang mengandung berbagai mineral dengan konsentrasi tinggi. Penyerapan hara mineral pada rumput laut dilakukan melalui seluruh permukaan thalus,. Banyaknya hara mineral yang diserap mempengaruhi kadar abu pada jaringan rumput laut, sehingga kadar abu rumput laut menjadi tinggi.

4.             Elemen mineral
Dalam bahan makanan terdapat sejumlah elemen mineral, baik yang dibutuhkan dalam jumlah besar (makro-elemen) maupun yang dibutuhkan dalam jumlah kecil (mikro-elemen).
Secara umum kadar kalsium rumput laut sekitar 4-7% dari berat kering atau sekitar 4000-7000 mg/100 g berat kering. Kadar kalsium rumput laut coklat sebesar 200-300 mg/100 g (berdasarkan berat kering).  Kandungan mineral kalsium pada rumput laut merah sekitar 2 – 4 % dari berat kering atau sekitar 2000 – 4000 mg/100 g berat kering. Kalsium berfungsi dalam pembentukan tulang dan gigi serta memelihara jaringan otot.
Sementara itu kadar fosfor rumput laut coklat secara umum adalah 0,3-0,6% dari berat kering atau 300-600 mg/100 g berat kering. Kadar fosfor rumput laut ini cukup tinggi, sehingga mempunyai potensi sebagai sumber fosfor. Fosfor sama dengan magnesium yang berfungsi untuk membentuk tulang dan gigi serta untuk memelihara syaraf dan otot agar tetap normal.
Mikro-elemen mineral yang terkandung didalam thalus  rumput laut besi. Kadar besi (Fe) rumput laut coklat  adalah 0,132 % dari berat kering, kadar mineral besi untuk rumput laut merah adalah 0,11- 0,136 %  dari berat kering. Zat besi membantu sel darah merah menghantarkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh sera membantu menjalankan fungsi otot.
Yodium tergolong sebagai mikro mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Di dalam tubuh, yodium sangat dibutuhkan oleh kelenjar tiroid (kelenjar yang agak besar dan berada di leher depan bagian bawah). Oleh kelenjar tiroid, yodium digunakan untuk memproduksi tiroksin. Tiroksin adalah hormon yang mengatur aktivitas berbagai organ, mengontrol pertumbuhan, membantu proses metabolisme, bahkan menentukan berapa lama seseorang bertahan untuk hidup. Jika persediaan yodium di dalam tubuh sangat rendah maka kelenjar tiroid akan membesar sehingga membentuk benjolan pada leher yang biasanya disebut penyakit hipotiroid (gondok) .


5.             Vitamin A
Vitamin berasal dari kata vitamine yang berarti zat hidup (vital) yang mengandung N (amine) atau disebut juga biokatalis. Vitamin A termasuk vitamin larut dalam lemak, sehingga hanya terdapat dalam bahan makanan yang mengandung lemak. Rumput laut coklat mempunyai kadar β- karoten antara 20 – 170 ppm. Sedangkan kandungan β- karoten pada rumput laut merah antara 15 – 158 ppm.
Pigmen pada kloroplas rumput laut coklat lebih didominasi oleh fukosantin, sedangkan pigmen pada kloroplas yang berupa karotenoid khususnya karoten persentasenya lebih kecil. Kadar β-karoten menentukan aktivitas vitamin A, sehingga rumput laut ini mempunyai aktivitas vitamin A sedang.

6.             Vitamin C
Vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air, sehingga jika konsentrasinya dalam tubuh sudah jenuh maka akan dibuang. Rata-rata kadar vitamin C pada rumput laut coklat sebesar 30 – 300  mg/100 g berat basah, konsentrasi vitamin C pada rumput laut merah sebesar 7 – 12 mg/100 g berat basah.

7.             Vitamin B1(Tiamin)
Tiamin berperan sebagai kofaktor enzim untuk metabolism karbohidrat dalam menghasilkan energi dan proses dekarboksilasi (pelepasan karbondioksida) dalam reaksi enzim multiplek. Didalam tubuh tiamin tidak dapat disimpan dalam jumlah yang banyak, oleh karena itu kelebihan tiamin akan dikeluarkan melalui urin, sedangkan dalam jumlah terbatas tiamin dapat disimpan didalam hati, ginjal, jantung, otot dan otak.

8.             Lemak dan asam lemak
Bahan makanan sumber lemak (trigliserida) dapat berasal dari hewan yang disebut lemak hewani dan dapat berasal dari tumbuh-tumbuhan yang disebut lemak nabati. Rumput laut mengandung sangat sedikit lemak, yaitu 1- 5% dari berat kering. Rumput laut dan tumbuhan pada umumnya menyimpan cadangan makanannya dalam bentuk karbohidrat terutama polisakarida.
Lemak merupakan pangan berenergi tinggi, setiap gramnya memberi lebih banyak energi dari pada karbohidrat atau protein.Lemak merupakan makanan cadangan dalam tubuh. Rumput laut dilihat dari kadar lemaknya termasuk berlemak rendah. Kadar lemak rumput laut basah adalah 0,24%, sedangkan dalam keadaan kering adalah 0,42%.
Rumput laut jenis Porphyra sp mengandung lemak sampai 2% dari berat kering dan sebagian besar kandungan lemak ini terdiri dari asam lemak tidak jenuh (polyunsaturated fatty acid, PUFA). Jumlah PUFA hampir separoh dari kandungan lemak dimana sebagian besar terdapat dalam bentuk omega-3 dan omega 6. Kandungan lemak rumput laut jenis Eucheuma sp 0,13-0,9%.
Lemak merupakan ester asam lemak dan gliserol, sehingga apabila lemak dipecah secara sempurna akan dihasilkan gliserol dan asamasam lemak. Asam-asam lemak ini yang menentukan kualitas dari lemak itu sendiri, sehingga pengukuran jenis dan kadar asam lemak sangat penting untuk menentukan kualitas lemak. Dalam penelitian ini, 7 asam lemak berhasil diidentifikasi. Asam lemak yang terdapat pada lemak rumput laut ini berdasarkan konsentrasi asam lemak yang terbanyak secara berurutan adalah asam linoleat, asam palmitat, asam oleat, asam linolenat, asam palmitoleat, asam miristat dan asam laurat.
Rumput laut mempunyai kandungan lemak sangat rendah, yaitu kurang dari 1 %, sehingga rumput laut aman dikonsumsi dalam jumlah banyak. Kandungan lemaknya yang rendah menyebabkan rumput laut digunakan sebagai salah satu bahan penyusun utama pada makanan diet rendah lemak. Akan tetapi lemak dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan bagi tubuh manusia. Lemak adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik. Lemak berfungsi sebagai sumber energi yang paling besar diantara protein dan karbohidrat. Satu gram lemak dapat menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal. Lemak juga sebagai sumber asam lemak, pospolipid, kolesterol, dan sebagai pelarut pada proses penyerapan vitamin A, D, E, dan K. Selain itu, lemak juga berfungsi membantu proses metabolisme, osmoregulasi, dan memelihara bentuk dan fungsi membran atau jaringan (fosfolipida)
Asam-asam lemak yang berhasil diidentifikasi tersebut dapat digolongkan menjadi 2 golongan berdasarkan kejenuhan pada rantai alkalinya. Asam lemak yang termasuk dalam golongan R jenuh, tidak memiliki ikatan rangkap adalah asam laurat, asam miristat, dan asam palmitat. Sedangkan asam lemak yang termasuk dalam golongan R tidak jenuh, memiliki ikatan rangkap adalah asam palmitoleat, asam oleat, asam linolenat, dan asam linoleat. Asam lemak yang mempunyai R tidak jenuh digolongkan lagi menjadi dua golongan berdasarkan jumlah ikatan rangkapnya yaitu asam lemak tidak jenuh tunggal dan jamak. Kelompok asam lemak tidak jenuh tunggal yang berhasil diidentifikasi adalah asam palmitoleat dan asam oleat. Sedangkan kelompok asam lemak tidak jenuh jamak yang berhasil diidentifikasi adalah asam linoleat dan asam linolenat.
Persentase kandungan asam lemak thalus Sargassum crassifolium menunjukkan bahwa kandungan asam lemak jenuh sebesar 37,52%, sedangkan asam lemak tidak jenuh sebesar 62,48%. Asam lemak jenuh yang dominan ditemukan adalah asam palmitat (16:0) dan asam lemak tidak jenuh yang dominan adalah asam linoleat (18:2). Terdapat 2 macam asam lemak esensial pada thalus Sargassum crassifolium yaitu asam linolenat (asam lemak omega 3) dan asam lemak linoleat (asam lemak omega 6).


9.             Kandungan Serat
Secara umum serat pangan (dietary fiber) didefinisikan sebagai kelompok polisakarida dan polimer-polimer lain yang tidak dapat dicerna oleh system gastrointestinal bagian atas tubuh manusia. Hampir sebagian besar serat pangan yang terkandung dalam makanan bersumber dari pangan nabati.
Serat makanan terdiri dari serat kasar (crude fiber) dan “serat makanan” (dietary fiber). Serat kasar adalah serat yang secara laboratorium dapat menahan asam kuat (acid) atau basa kuat (alkali), sedangkan serat makanan adalah bagian dari makanan yang  tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim pencernaan. Ada 2 macam golongan serat yaitu yang tidak dapat larut dalam air dan yang dapat larut air. Serat yang tidak dapat larut air adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Serat yang dapat larut dalam air adalah pektin, gum, mucilage dan glikan. Serat yang terdapat pada karaginan merupakan bagian dari serat gum yaitu jenis serat yang larut dalam air.
Rumput laut mengandung polisakarida dalam jumlah yang banyak, polisakarida merupakan struktur dinding sel yang diekstrak menghasilkan alginat dari rumput laut coklat, karagenan dan agar dari rumput laut merah. Rumput laut juga mengandung polisakarida lainnya terdiri dari laminarin dari rumput laut coklat dan tepung floridea (amilopektin-seperti glukan) dalam rumput laut merah. Polisakarida (agar, karagenan, ulvan, dan fucoidan ) tidak dapat dicerna dalam usus manusia dan disebut sebagai dietary fiber. Serat larut dan tidak larut air memiliki efek fisiologis. Kadar serat kasar rumput laut basah adalah 2,09% sedangkan serat kasar rumput laut kering adalah 4,36%.
Serat mempunyai peran yang penting bagi kesehatan tubuh, serat sangat penting dalam proses pencernaan makanan dalam tubuh. Kekurangan Serat dapat menyebabkan diabetes melitus,penyakit jantung koroner dan batu ginjal. Serat ini bersifat mengenyangkan dan memperlancar proses metabolisme tubuh sehingga sangat baik dikonsumsi penderita obesitas. Karbohidratnya juga sukar dicerna sehingga rasa kenyang lebih bertahan lama tanpa takut kegemukan

10.         Matabolit sekunder
Rumput laut memiliki kandungan metabolit primer dan sekunder. Kandungan metabolit primer seperti vitamin, mineral, serat, alginat, karaginan dan agar banyak dimanfaatkan sebagai bahan kosmetik untuk pemeliharaan kulit. Selain kandungan primernya yang bernilai ekonomis, kandungan metabolit sekunder dari rumput laut berpotensi sebagai produser metabolit bioaktif yang beragam dengan aktivitas yang sangat luas sebagai antibakteri, antivirus, antijamur dan sitotastik.
Selain itu, dalam industri agrokimia juga dapat dimanfaatkan untuk fungisida dan herbisida. Kemampuan alga untuk memproduksi metabolit sekunder terhalogenasi yang bersifat sebagai senyawa bioaktif dimungkinkan terjadi karena kondisi lingkungan hidup alga yang ekstrem seperti salinitas yang tinggi atau akan digunakan untuk mempertahankan diri dari ancaman predator. Namun pemanfaatan sumber bahan bioaktif dari alga belum banyak dilakukan.
Senyawa sekunder (metabolit sekunder) adalah senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda antara spesies yang satu dan lainnya. Setiap organisme biasanya menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang berbeda-beda seperti terpenoid, steroid, kumarin, flavonoid, dan alkaloid, fungsi metabolit sekunder adalah untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan. Metabolit sekunder berperan sebagai alat pertahanan inang (host) terhadap patogen, parasit, predator kompetitor dan epibiota dan produksinya sangat tergantung pada kondisi biogeografi. Sifat metabolit sekunder sebagai alat pertahanan diri organisme laut ternyata mempunyai potensi yang sangat besar sebagai sumber bahan obat berbagai penyakit.
Salah satu upaya yang di lakukan adalah pemanfaatan dan penggunaan antibakteri secara alami dan informasi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah menemukan adanya khasiat dari beberapa alga merah yang berpotensi sebagai antibakteri patogen, khususnya terhadap bakteri Vibrio spp. Karaginan senyawa polisakarida yang dihasilkan dari beberapa jenis alga merah memiliki sifat antimikroba, antiinflamasi, antipiretik, antikoagulan dan aktivitas biologis lainnya.

11.         Senyawa bioaktif
Komponen Bioaktif adalah  Senyawa minor yang ada dalam makanan mempunyai efek fisiologis yang positif dan negatif. Komponen bioaktif dalam makanan dapat terbentuk secara alami atau terbentuk selama proses pengolahan makanan.
Sargassum crassifolium  mengandung senyawa bioaktif seperti triterpenoid, steroid dan fenolat dimana senyawa tersebut merupakan antimikroba spektrum luas. Senyawa steroid/triterpenoid juga memiliki potensi sebagai senyawa antibakteri. Senyawa steroid/triterpenoid menghambat pertumbuhan bakteri dengan mekanisme penghambatan terhadap sintesis protein karena terakumulasi dan menyebabkan perubahan komponen-komponen penyusun sel bakteri itu sendiri. Senyawa terpenoid mudah larut dalam lipid sifat inilah yang mengakibatkan senyawa ini lebih mudah menembus dinding sel bakteri Gram positif dan sel bakteri Gram negatif.
Caulerpa sp dan Gracilaria sp mengandung golongan senyawa flavonoid.   senyawa flavonoid memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri dengan beberapa mekanisme yang berbeda, antara lain flavonoid menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas dinding bakteri, mikrosom dan lisosom sebagai hasil interaksi antara flavonoid dengan DNA bakteri, dari hasil penelitian dijelaskan bahwa gugus hidroksil yang terdapat pada struktur senyawa flavonoid menyebabkan perubahan komponen organik dan transport nutrisi yang akhirnya akan mengakibatkan timbulnya efek toksik terhadap bakteri.
Polifenol merupakan salah satu senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman air. Salah satu anggota polifenol yang banyak terdapat dalam tanaman dan akhir-akhir ini banyak diteliti adalah senyawa tanin. Berdasarkan strukturnya, tanin dibedakan menjadi tiga, yaitu hydrolysable tannins, Flavonoid-based condensed tannins, dan phlorotannins. Florotanin merupakan polifenol yang hanya terdapat dalam alga cokelat dan berpotensi memiliki sifat antioksidan. Hal ini karena pada senyawa polifenol, kapasitas antioksidan dipengaruhi oleh adanya cincin fenol yang berfungsi untuk menangkap elektron dan mencegah peroksi, superoksida-anion, dan radikal hidroksil. Florotanin dari alga cokelat mempunyai hingga delapan cincin fenol yang saling berhubungan.

C.           Manfaat Rumput Laut Sebagai Bahan Pangan dan Pangan Fungsional
Rumput laut merupakan salah satu hasil laut yang kini mulai mendapat tempat di hati masyarakat seiring dengan mulai dikenalnya dan diketahuinya khasiat yang di kandung oleh rumput laut tersebut. Pada umumnya rumput laut akan dimanfaatkan oleh industri sebagai bahan baku atau bahan campuran dari produk. Namun seiring dengan pemanfaatan rumput laut yang semakin meluas, maka kini rumput laut juga dapat diolah menjadi beberapa produk olahan makanan yang sederhana dan bernilai gizi tinggi serta mempunyai khasiat di bidang kesehatan.
Rumput laut bisa dijadikan sebagai bahan baku pangan dan pangan fungsional. Yang dimaksud dengan pangan fungsional adalah bahan pangan yang akan memberikan pengaruh yang positif bagi kesehatan tubuh baik jasmani maupun rohani selain kandungan gizi dan cita rasanya.
Dalam regulasi FDA (Food and Drug Administration) Amerika Serikat, makanan berdasarkan kategorinya terbagi dalam 2 kelompok yaitu makanan konvensional dan suplemen makanan. Makanan konvensional yang mendukung kesehatan dan diakui sebagai makanan fungsional, produksinya diatur sangat ketat oleh FDA, terutama berkaitan dengan klaim yang dibuat. Klaim yang disetujui oleh FDA melalui Nutritional Labeling and Education Act of 1990 (NLEA) harus bisa dibuktikan secara ilmiah bahwa unsur yang dipakai benar-benar berpengaruh positif untuk kesehatan.
Definisi pangan fungsional menurut Badan POM adalah pangan yang secara alamiah maupun telah melalui proses, mengandung satu atau lebih senyawa yang berdasarkan kajian-kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan. Produk tersebut dapat dikonsumsi sebagaimana layaknya makanan atau minuman, mempunyai karakteristik sensori berupa penampakan, warna, tekstur dan cita rasa yang dapat diterima oleh konsumen. Selain tidak memberikan kontraindikasi dan tidak memberi efek samping pada jumlah penggunaan yang dianjurkan terhadap metabolisme zat gizi lainnya.
Sekitar 75% jenis rumput laut yang dikenal dan terdapat di Indonesia mempunyai khasiat obat. Beberapa jenis rumput laut yang biasa dimakan sebagai sayur adalah Caulepra sp, Ulva sp, dan Hypnea sp. Sedangkan, jenis-jenis yang berkhasiat sebagai obat anti tumor, penyakit jantung, dan untuk menurunkan darah tinggi antara lain Acanthhophora sp, Hypnea sp, Dictyopteris sp, Sargassum sp, Stylophora sp, dan Ulva sp.
Makanan seperti stick rumput laut, dodol rumput laut, kerupuk rumput laut, keong rumput laut serta minuman cendol rumput laut, jus rumput laut, sirup rumput laut dan masih banyak lagi produk olahan pangan yang berbahan baku rumput laut. Produk olahan rumput laut ini ternyata bisa di olah dengan cara yang sederhana dan dengan peralatan yang sederhana pula. Sehingga industri olahan rumput laut ini bisa di kembangkan menjadi suatu industri rumah tangga yang mempunyai prospek pengembangan yang cerah.
Rumput laut juga dikenal sebagai bahan obat-obatan tradisional bahkan beberapa kalangan menyebut jenis rumput laut tertentu sebagai tanaman dewa karena khasiatnya dalam mengobati tumor, tekanan darah tinggi dan gangguan kelenjar. Di Jepang, secara tradisional rumput laut coklat digunakan untuk mengobati penyakit gondok. Hal teristimewa karena rumput laut mempunyai kandungan mineral yang tinggi, sampai dengan 36% berat kering (yodium dan kalsium), di samping serat, dan vitamin B12. Sejumlah antioksidan seperti vitamin E dan karotenoid juga terdapat dalam rumput laut. Beberapa jenis rumput laut mengandung asam omega 3 dan omega 6 dengan kadar yang cukup tinggi.
Untuk mengkonsumsi rumput laut, berbagai jenis produknya dapat dicoba, baik sebagai makanan maupun minuman. Sebagai minuman, telah banyak beredar di masyarakat berbagai pilihan sesuai dengan selera. Ada yang berbentuk manisan rumput laut yang banyak diproduksi di kepulauan seribu dan banyak diperjual belikan di Jakarta, bahkan terdapat di berbagai pasar swalayan. Jenis lain yang juga telah tersedia adalah sirup dan cendol yang kesemuanya diproduksi di dalam negeri. Berbagai minuman kaleng produksi Malaysia yang mengandung rumput laut telah beredar di daerah yang berdekatan dengan Malaysia seperti Sumatera dan Kalimantan. Produk minuman baru yang dikembangkan di dalam negeri saat ini adalah nata rumput laut (semacam nata de coco), minuman spirulin dan minuman alginat. Dua produk yang terakhir ini dikembangkan oleh Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan perikanan.
Alginat dihasilkan dari salah satu jenis rumput laut coklat (Phaeophyceae) yaitu Sargassum sp. Selain alginat, Sargassum sp juga mengandung laminarin, fukoidin, selulosa dan manitol. Kelompok rumput laut coklat yang menghasilkan alginat disebut alginofit. Masyarakat pesisir telah lama memanfaatkannya sebagai sayuran dan obat-obatan, dan salah satu yang potensial untuk bahan makanan dan obat-obatan adalah Sargassum polycystum. Jenis ini, selain mengandung alginat, juga mengandung iodium, protein, vitamin C dan mineral seperti Ca, K, Mg, Na, Fe, Cu, Zn, S, P, dan Mn, dan dapat digunakan sebagai obat gondok dan kelenjar lainnya, anti bakteri, dan anti tumor.
Alginat biasanya diekstrak dalam bentuk sodium alginat yang merupakan senyawa serat yang mudah larut dalam air, membentuk suatu larutan kental dan tidak bisa dicerna oleh cairan yang disekresi dalam saluran cerna. Dalam bentuk cairan, serat natrium alginat membentuk kisi-kisi seperti jala yang mampu mengikat kuat banyak molekul air dan menahan zat terlarut air dengan baik. Sifat inilah yang banyak bermanfaat bagi kesehatan, terutama terkait dengan pengikatan lemak dan kolesterol, dan komponen lain dalam sistem pencernakan kita. Berbagai riset menggunakan mencit menunjukkan bahwa sodium alginat dapat mereduksi kolesterol dan glukosa dalam darah, dan tentu saja mempermudah pengeluaran sisa makanan (tinja).
Sebagai bahan pangan, rumput laut dikenal padat mineral. Kandungan mineral yang ada pada rumput laut meliputi mineral esensial (besi, iodin, aluminum, mangan, kalsium, nitrogen dapat larut, phosphor, sulfur, chlor. silicon, rubidium, strontium, barium, titanium, cobalt, boron, copper, kalium, dan unsur-unsur lainnya), asam nukleat, asam amino, protein, mineral, trace elements, tepung, gula dan vitamin A,B, C, D, E, dan K. Namun tidak hanya padat mineral, keunggulan lain dari rumput laut adalah pada kandungan serat makanan.
Kandungan utama rumput laut segar adalah air yang mencapai 80-90 %, sedangkan kadar protein dan lemaknya sangat kecil. Kadar lemak rumput laut sangat rendah, tetapi susunan asam lemaknya sangat penting bagi kesehatan. Lemak rumput laut mengandung asam lemak omega-3 dan omega-6 dalam jumlah yang cukup tinggi. Kedua asam lemak ini merupakan asam lemak yang penting bagi tubuh terutama sebagai pembentuk membran jaringan otak. Dalam 100 g rumput laut kering mengandung asam lemak omega-3 berkisar antara 128-1.629 mg dan asam lemak omega-6 berkisar 188-1.704 mg.
Selama ini masyarakat mengenal sumber utama serat makanan adalah buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan, dan serealia. Dibandingkan dengan bahan pangan lain, maka keistimewaan dari serat makanan dalam rumput laut terletak pada kandungan asam alginat dan karaginannya. Tidak ada satupun bahan pangan lain, yang mengandung kedua macam zat tersebut dalam jumlah yang cukup berarti. Tingginya kandungan mineral, vitamin dan serat makanan pada rumput laut,  menjadikan rumput laut mempunyai fungsi-fungsi fisiologis antara lain sebagai berikut :

1.             Menurunkan Kolesterol
Para ahli gizi dan kesehatan akhir- akhir ini sepakat, bahwa beberapa penyakit dapat timbul akibat pola makan yang menjurus kepada konsumsi karbohidrat yang miskin serat makanan. Terlebih makanan siap saji (fast food) yang mengandung lemak jenuh, protein, dan garam tinggi namun rendah serat akan mampu memicu perkembangan penyakit degeneratif seperti aneka kanker, osteoporosis, diabetes mellitus, aterosklerosis (penumpukan lemak),  jantung koroner, dan hipertensi (tekanan darah tinggi).
Serat termasuk bagian dari makanan yang tidak mudah diserap dan sumbangan gizinya dapat diabaikan, namun mempunyai fungsi penting yang tidak tergantikan oleh zat lainnya. Di dalam tubuh, serat berfungsi membersihkan sistem pencernaan, melindungi membran permukaan perut dan usus dari zat yang berpotensi karsinogen dan menyerap berbagai zat seperti kolesterol, yang semuanya akhirnya dieliminasi.
Komponen serat makanan dalam rumput laut umumnya tergolong serat makanan yang bersifat larut dalam air yang dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Hal ini disebabkan serat makanan mampu mengikat asam empedu, yaitu suatu produk akhir dari metabolisme kolesterol. Makin banyak asam empedu yang terbuang melalui tinja, maka makin banyak kolesterol yang dimetabolisasi menjadi asam empedu. Dengan demikian proses ini dapat mencegah penimbunan kolesterol di dalam tubuh.
Kemampuan rumput laut dalam membantu menurunkan kolesterol juga tidak terlepas dari kandungan asam lemak omega-3. Hasil penelitian di Jepang mencatat bahwa rumput laut seperti wakame (Undaria pinnatifida), kombu (Laminaria sp.) dan nori (Porphyra sp.) mampu menurunkan kadar kolesterol LDL (Low density lipoprotein)  dan meningkatkan kadar kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) dalam darah hewan uji. Kemampuan menurunkan kolesterol tersebut juga dipengaruhi oleh komponen serat larut air, polisakarida dan fucosterol dalam rumput laut.


2.             Antikanker
Selain menurunkan kolesterol, serat makanan dapat mengurangi resiko penyakit kanker yang disebabkan oleh sistem pencernaan yang tidak sempurna. Rumput laut coklat yang kaya akan serat larut air (seperti Kombu dan Wakame), ketika direndam dalam air akan mengeluarkan lendir kental yang terdiri dari alginat, fukoidan dan protein. Serat dalam bentuk lendir ini yang akan melapisi saluran pencernaan dan melindungi dinding dari peradangan dan zat yang berpotensi karsinogen. Alginat dan fucoidan yang berasal dari rumput laut coklat, setara dengan pektin yang berasal dari buah-buahan seperti apel. Namun, apel hanya berisi sekitar 12% serat larut sedangkan rumput laut coklat berisi sampai dengan 45% serat larut. Rumput laut lainnya yang mengandung serat larut adalah Gelidium sp., Gracilaria sp, Ulva sp., Enteromorpha sp., Laminaria, Undaria, dan Porphyra.
Mengkonsumsi rumput laut yang kaya akan kandungan serat, selenium dan seng dapat mereduksi estrogen. Disinyalir level estrogen yang terlalu tinggi dapat mendorong timbulnya kanker. Penelitian yang dilakukan terhadap penderita kanker di Amerika menunjukkan bahwa wanita yang melakukan diet ketat dengan mengkonsumsi serat tinggi dan mengurangi asupan lemak dari daging dan susu mempunyai level estrogen yang rendah.
Disamping itu, serat pada rumput laut juga dapat membantu memperlancar proses metabolisme lemak sehingga akan mengurangi resiko obesitas, menurunkan kolesterol darah dan gula darah.
Penelitian Harvard School of Public Health di Amerika mengungkap, wanita premenopause di Jepang berpeluang tiga kali lebih kecil terkena kanker payudara dibandingkan wanita Amerika. Hal ini disebabkan pola makan wanita Jepang yang selalu menambahkan rumput laut di dalam menu mereka.
Di Cina, rumput laut juga biasa digunakan untuk pengobatan kanker. Tingginya tingkat konsumsi rumput laut mungkin berhubungan dengan rendahnya insiden kanker payudara pada wanita di negara tersebut. Mungkin hal itu disebabkan oleh kandungan klorofil rumput laut yang bersifat antikarsinogenik. Selain itu, karena kandungan vitamin C dan antioksidannya yang dapat melawan radikal bebas.
  
3.             Menurunkan Tekanan Darah
Beberapa studi meyebutkan bahwa wakame mempunyai beberapa manfaat kesehatan, seperti mencegah hiperlipidemia (kelebihan lemak) dan mencegah terjadinya kanker (percobaan pada tikus), serta sebagai bahan yang dapat menurunkan tekanan darah pada manusia. Wakame merupakan salah satu rumput laut yang populer dikonsumsi masyarakat Jepang. Wakame (Undaria pinnatifida), sering disajikan sebagai salad, sup yang terkenal dengan nama misoshiru, dan sebagai penghias pada beberapa sajian makanan.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Jepang yang telah dipublikasikan di Journal of Agricultural and Food  Chemistry, berhasil mengisolasi dan mengidentifikasi 7 peptida yang dapat menghambat kerja enzim angitensin I-converting enzyme (ACE); suatu enzim yang bertanggung jawab terjadinya peningkatan tekanan darah. Ke-7 peptida tersebut mempunyai nilai LC50, suatu nilai nilai yang menunjukkan kemampuan peptida menghambat 50 persen aktivitas ACE.

4.             Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa yang mempunyai struktur molekul yang dapat memberikan elektronnya dengan cuma-cuma kepada molekul radikal bebas tanpa terganggu fungsinya sama sekali dan dapat memutus reaksi berantai dari radikal bebas. Fungsi antioksidan adalah menetralisir radikal bebas, sehingga tubuh terlindungi dari berbagai macam penyakit degeneratif serta kanker. Fungsi lain dari antioksidan adalah mencegah penuaan atau antiaging.
Fungsi utama antioksidan digunakan untuk memperkecil terjadinya proses oksidasi dari lemak dan minyak, memperkecil terjadinya proses kerusakan dalam makanan, memperpanjang masa pemakaian dalam industri makanan, meningkatkan stabilitas lemak yang terkandung dalam makanan, serta mencegah hilangnya kualitas sensori dan nutrisi.
Kandungan vitamin dari rumput laut bervariasi antar spesies. Dibandingkan dengan kandungan vitamin pada tanaman lainnya, rumput laut mengandung jumlah vitamin B dan C yang relatif tinggi. Dari semua rumput laut yang dapat dikonsumsi sebagai sayur, nori (Porphyra sp.) merupakan jenis rumput laut yang kandungan vitaminnya paling signifikan. Porphyra sp  kaya akan vitamin A, B1, B2 dan B12. Vitamin B12 tidak ditemukan pada tanaman darat ataupun sayuran. Jenis rumput laut lainnya yang mengandung vitamin B12 dalam jumlah yang signifikan adalah Hizikia.sp., Gracilaria sp., dan Enteromorpha sp.
Kandungan klorofil dan vitamin C pada rumput laut (ganggang hijau) berfungsi sebagai antioksidan sehingga dapat membantu membersihkan tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat berbahaya sehingga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh yang kuat akan dapat mengurangi gejala alergi. Sargassum sp yang termasuk dalam rumput laut coklat, mengandung senyawa phlorotanin yang mampu menghambat peroksidasi lemak dan aktivitas radikal bebas, sehingga berpotensi sebagai antioksidan
Dari berbagai kandungan vitamin yang terdapat pada rumput laut, yang memberi manfaat sebagai antioksidan terutama vitamin A. Hal ini berkaitan dengan beta-karoten yang ada didalamnya. Jenis rumput laut yang banyak mengandung vitamin A adalah wakame (Undaria), Kombu (Laminaria). Rumput laut jenis ini secara komersial telah dibudidayakan di beberapa negara termasuk Australia, Amerika Serikat dan Israel.
Peranan rumput laut sebagai pangan fungsional kini semakin nyata, dengan semakin banyaknya pemanfaatan serat makanan sebagai pencampur berbagai jenis makanan, minuman, dan produk diet khusus pelangsing tubuh. Rumput laut cocok digunakan dalam makanan-makanan cair, seperti sup, minuman dan puding. Bahkan di Jepang, penggunaan serat makanan dalam pangan fungsional akhir-akhir ini menjadi lebih populer dibandingkan oligosakarida, kalsium, vitamin C, vitamin E, beta-karoten.

5.             Mencegah kardiovaskular
 Para Ilmuwan Jepang mengungkap, ekstrak rumput laut dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Bagi pengidap stroke, mengkonsumsi rumput laut juga sangat dianjurkan karena dapat menyerap kelebihan garam pada tubuh.

6.             Makanan diet
Kandungan serat (dietary fiber) pada rumput laut sangat tinggi. Serat ini bersifat mengenyangkan dan memperlancar proses metabolisme tubuh sehingga sangat baik dikonsumsi penderita obesitas. Karbohidratnya juga sukar dicerna sehingga kita akan merasa kenyang lebih lama tanpa takut kegemukan.
Rumput Laut  mengandung vitamin B3 yang berguna untuk mengkonversi makanan menjadi energi seperti semua vitamin B, juga bertanggung jawab membantu system syaraf untuk berfungsi dengan baik, menjaga kesehatan pencernaan dan sirkulasi darah

7.             Mencegah gigi keropos
Rumput laut diyakini menghasilkan Bacillus licheniformis, yang dapat melindungi wilayah dimana plak gigi berada, lebih baik ketimbang menggosoknya dengan sikat gigi. Peneliti telah menemukan enzim yang terkandung didalam rumput laut yang dapat memindahkan beberapa bakteri yang tidak diinginkan dari plak gigi, seperti bakteri Streptococcus mutans yang menyebabkan gigi keropos.

8.             Mencegah penuaan dini
Kandungan vitamin, mineral, asam amino dan enzim dalam rumput laut sangat potensial sebagai anti oksidan yang berperan dalam penyembuhan dan peremajaan kulit. Vitamin A (beta carotene) dan vitamin C bekerja sama dalam memelihara kolagen, sedangkan kandungan protein dari rumput laut penting untuk membentuk jaringan baru pada kulit.

9.             Penambah gizi
Rumput laut juga dapat digunakan sebagai penambah gizi, karena dapat menstabilkan makanan dan sangat penting untuk penderita penyakit pembuluh darah jantung dan otak, menurunkan tekanan darah dan lemak darah. Disamping itu rumput laut dapat mencegah penurunan kecerdasan. Kandungan iodium pada rumput laut yang sangat tinggi dapat mengatasi defisiensi iodium pada tubuh yang berdampak pada penurunan kecerdasan seseorang.



10.         Obat penyakit kencing manis (diabetes melitus)
Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme kronik yang ditandai dengan tingginya konsentrasi glukosa di dalam darah atau disebut juga hiperglikemia, yang disebabkan oleh kekurangan insulin atau dikombinasikan dengan terjadinya resistensi insulin. Hiperglikemia terjadi karena pengeluaran glukosa dari hati yang tidak terkontrol dan berkurangnya sintesis glikogen. Tidak adanya atau tidak memadainya produksi hormon insulin akan mengakibatkan diabetes melitus tipe 1, terutama ditandai dengan penurunan berat badan, gejala 3 p (polifagia, polidipsia, poliuria) dan umumnya ditemukan pada usia anak-anak hingga remaja. Sedangkan peningkatan resistensi insulin dengan penurunan kuantitas insulin menyebabkan diabetes tipe 2, yang dicirikan oleh tubuh yang gemuk dan usia menengah keatas.
Penyakit ini disebabkan kekurangan protein, vitamin. Rumput laut dapat memberi protein dan keunggulan utamanya adalah agar penderita kencing manis tidak terserang penyakit komplikasi, dapat makan minum normal seperti orang biasa. Penderita kencing manis kurang energi dan tidak boleh konsumsi gula, rumput laut ini adalah gula kering, setelah dimakan menambah energi. Selain itu, kadar gula darah penderita kencing manis tidak stabil, dengan konsumsi rumput laut dapat secara perlahan-lahan menghentikan penggunaan obat dengan mengontrol makanan dan minuman.
Diabetes disebabkan oleh metabolisme tubuh yang tidak berfungsi dengan benar sehingga gula darah tinggi, baik karena rendahnya tingkat hormon insulin atau akibat efek resistensi yang abnormal terhadap tingkat insulin. Makanan tinggi serat, baik dari laut atau darat, efektif dalam menurunkan kadar glukosa dalam darah.
Agar-agar dan pektin berkontribusi untuk menurunkan gula darah dan mengendalikan kadar insulin. Hasil penelitian di Jepang terhadap ganggang merah seperti bubuk “funori” (Gloiopeltis sp.) dan Porphyra sp. telah menunjukkan bahwa rumput laut mampu secara signifikan menurunkan kadar glukosa dalam darah hewan percobaannya.

11.         Penyakit radang maag
Rumput laut mengandung zat hijau daun  dapat memulihkan selaput lendir lambung. Rumput laut juga membantu pengobatan tukak lambung, radang usus besar, susah buang air besar dan gangguan pencernaan lainnya.

12.         Mencegah gejala Osteoporosis
Rumput laut mengandung kalsium sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan dengan susu, sehingga rumput laut sangat tepat dikonsumsi untuk mengurangi dan mencegah gejala osteoporosis. Karenanya asupan kalsium sangat penting untuk kesehatan tulang dan mempertahankan kepadatan tulang. Rendahnya tingkat kalsium dalam tubuh dapat menyebabkan osteoporosis. Ketidakcukupan kalsium darah juga dihubungkan dengan tekanan darah tinggi, sehingga masih diteliti apakah supplemen kalsium justru bisa membantu menurunkan tekanan darah.
 
13.         Mengatasi Kelebihan garam dalam tubuh
Dapat membantu penyerapan kelebihan garam pada tubuh. Baik untuk diet, mengurangi resiko obesitas, serat pada rumput laut bersifat mengenyangkan dan kandungan karbohidratnya sukar dicerna sehingga akan menyebabkan rasa kenyang lebih lama. Antioksidan yang berperan dalam penyembuhan dan peremajaan kulit.

14.         Sebagai obat penyakit malaria
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dari Plasmodium falciparum yang disebarkan oleh nyamuk. Parasit tersebut kini sudah kebal (resisten) terhadap obat antimalaria yang banyak digunakan saat ini termasuk pada obat aratemisinin. Para peneliti dari Georgia Institute of Technology menuturkan bahwa senyawa yang terkandung dalam rumput laut yang disebut bromophycolides bisa digunakan atau berpotensi sebagai obat anti malaria.

15.         Kegunaan di bidang makanan
Di bidang industri kue dan roti, kombinasi karaginan dengan garam natrium, karaginan dengan lesitin dapat meningkatkan mutu adonan sehingga dihasilkan kue dan roti bermutu tinggi. Bila dikombinasikan dengan garam kalium, maka karaginan sangat efektif sebagai gel pengikat atau pelapis produk daging. Dalam jumlah yang relatif kecil, karaginan juga dipergunakan dalam produk makanan lainnya, misalnya macaroni, jam jelly, sari buah, bir dan lain-lain.
Salah satu industri yang membutuhkan bahan tambahan yang berfungsi sebagai pengenyal adalah industri kerupuk. Produsen kerupuk akan tetap menggunakan boraks selama belum ada bahan pengganti yang dapat menggantikan fungsi boraks yaitu membuat kerupuk yang mereka hasilkan menjadi kenyal sehingga mudah bila diiris, tidak cepat rusak dan bila digoreng menjadi garing dan renyah. Oleh karena itu hodrokoloid rumpuut laut mampu menggantikan peran boraks yang nyata-nyata bernahaya bagi kesehatan tubuh dan penggantinya rumpt laut yang mempunyai fungsi fisiologis yang menyehatkan bagi tubuh.



16.         Kegunaan di bidang farmasi
Rumput laut menghasilkan metabolit primer dan metabolit sekunder. Metabolit primer yang dihasilkan oleh rumput laut diantaranya adalah senyawa-senyawa agar, karaginan, serta alginat. Ketiga senyawa ini jenis hidrokoloid yang digunakan untuk berbagai macam obat dan bidang kosmetika. Metabolit sekunder yang merupakan senyawa bioactive compounds dikembangkan melalui berbagai penelitian untuk dijadikan obat alternatif.
Alga merah memiliki senyawa terpenoid berhalogen dan senyawa asetogenin (senyawa yang dihasilkan melalui proses polimerisasi asetat) dengan unsur halogen utama yaitu bromine. Senyawa - senyawa tersebut dapat dijadikan sebagai antimikroba. Alga coklat terdapat senyawa komplek diterpenoid dan senyawa campuran terpenoid-aromatik yang berfungsi sebagai antibiotik. Alga hijau-biru memproduksi senyawa nonterpenoid dan banyak diantaranya bersifat toksik dan mengandung halogen, terutama klorin. Senyawa tersebut memiliki nitrogen dalam bentuk amide atau indule yang memiliki aktivitas antibakteri dan antifungi.



D.           Rumput Laut Sebagai bahan baku non pangan
Bahan baku non pangan dapat diartikan sebagai bahan baku suatu produk yang bukan atau tidak dikonsumsi oleh manusia. Sebagai bahan baku non pangan, rumput laut dimanfaatkan untuk berbagai industri, diantaranya :
 1.             Pembuatan kertas
Kertas merupakan salah satu produk turunan selulosa yang memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan pulp dan kertas Indonesia terus mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan penduduk dan kemajuan aktivitas yang berhubungan dengan pemakaian kertas. Pada industri kertas rumput laut digunakan untuk memperbaiki daya serap tinta dan memperkuat daya robek.
Namun sekarang sudah bisa dibuat kertas yang berbahan baku rumput laut. Kelebihan lain dari kertas berbahan dasar rumput laut adalah minimnya komponen racun yang ada pada kertas. Berbeda dengan kertas konvensional yang menggunakan beberapa jenis bahan kimia dalam proses produksi, pengolahan kertas dari rumput laut dapat menggunakan pemutih non klorin serta pemilihan bahan kimia yang relatif aman. Dengan demikian proses ini aman bagi lingkungan dan tidak berdampak negatif bagi kesehatan. Kondisi ini berpeluang menjadikan kertas berbahan dasar rumput laut sebagai bahan kemasan untuk produk pangan.
Keunggulan rumput laut bila dibandingkan dengan kayu adalah mengandung serat agalosa selebar 3-7 mikrometer dan panjang 0,5-1 milimeter, dengan fleksibilitas tinggi dan mengandung substansi perekat cair. Dari penelitian mikroskop terlihat ukuran dan bentuk serat agalosa lebih homogen, tidak seperti serat selulosa yang bulat, lonjong, atau pipih. Homogenitas ini yang membuat kualitas kertas lebih baik, lebih fleksibel, lebih halus.
Pemanfaatan rumput laut sebagai bahan pembuat kertas ini baru diterapkan di dua negara, Amerika Serikat dan Korea Selatan. Selama ini pemanfaatan rumput laut di Indonesia masih terbatas, terutama pada produk makanan, yaitu sebagai bahan pembuatan agar-agar.
Pemakaian kertas pertama kali diawali di China yang dibuat dari serat aneka tanaman seperti bambu, mulberi, willow, lontar, jerami, kapas dan lainnya. Perkembangan pembuatan kertas ini sangat cepat dan semakin lama teknik pembuatan kertas semakin canggih dan mampu menghasilkan berbagai jenis kertas seperti yang biasa dimanfaaatkan dewasa ini. Industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan menghasilkan 178 juta ton pulp, 278 juta ton kertas dan karton, dan menghabiskan 670 juta ton kayu. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dunia, kebutuhan akan kertas juga semakin meningkat. Dengan semakin sedikitnya hutan sekarang ini, tentu saja kertas dari rumput laut ini memberikan harapan baru untuk memenuhi kebutuhan akan ketersediaan kertas dunia.

2.             Sebagai bahan baku pembuatan pupuk
Berbagai jenis rumput laut yang dianggap tidak memiliki nilai ekonomis ternyata bisa digunakan sebagai bahan baku pupuk organik. Kandungan unsur hara mikro dan makronya lebih tinggi dari pupuk urea.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui rumput laut jenis Turbinaria sp dan Sargasum sp memiliki unsur hara makro dan mikro yang cukup lengkap. Unsur hara makro di antaranya nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur. Sedangkan unsur hara mikro antara lain besi, mangan, tembaga, seng, molibden, boron, dan klor. Unsur-unsur yang terkandung dalam pupuk rumput laut itu lebih banyak daripada pupuk urea yang dijual di pasaran.

3.             Industri tekstil
Agar digunakan dalam proses textile sizing. Bagi agar yang bermutu tinggi digunakan untuk proses sizing pada kain sutra, yang mutunya rendah digunakan untuk jenis tekstil macao, muslin, nonsoaks, voil dan lain lain. Agar yang baik dapat diambil dari Gracilaria sp, Chondrus sp dan Gigartina sp. Selain itu juga digunakan untuk mengontrol sifat-sifat rheologi tinta dalam jet printing machine
 
4.             Industri Fotografi
Agar-agar bermanfaat terutama dalam proses pembuatan pelat film. Meskipun pada mulanya industri lebih memilih gelatin untuk proses pembuatan pelat film tetapi sekarang memakai menggunakan agar-agar karena lebih baik dari gelatin dalam hal untuk mendapatkan pelat film yang lebih tipis, larut dalam air dan tidak meleleh dalam suhu tropis serta cara pembuatannya lebih mudah.

5.             Industri kulit
Agar digunakan dalam proses akhir industri kulit untuk memantapkan permukaan kulit yang halus (gloss) dan kekakuan kulit. Juga pakai dalam pembuatan perekat (adhesive) tingkat tinggi yang banyak digunakan dalam industri plywood.

6.             Industri baterai
Sekarang telah mulai dikembangkan baterai yang terbuat dari bahan selulosa yang berasal dari alga hijau (Cladophora sp), selulosa dari alga ini memiliki pori–pori yang banyak dan apabila dilapisi dengan konduktif  polimer polypirole (PPy) dapat dihasilkan baterai nonmetalik yang terbuat dari selulosa dengan ukuran yang tipis dan sangat ringan.

7.             Bahan baku pembuatan bioetanol
Bioetanol adalah etanol yang diproduksi dari bahan baku berupa biomassa seperti jagung, singkong, sorgum, kentang, gandum, tebu, bit, rumput laut dan juga limbah biomassa seperti tongkol jagung, limbah jerami, dan limbah sayuran lainnya.
Sedangkan limbah Industri agar-agar yang berupa ampas rumput laut merupakan salah satu sumber bahan baku bioethanol yang potensial karena kandungan selulosanya tinggi.   Ampas rumput laut  mengandung selulosa  20% , hemiselulosa 70%  dan lignin  10% .
Bioetanol memang potensial dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, Syaratnya, etanol alami itu mesti berkadar kemurnian 99,5%. Syarat itu mutlak karena jika berkadar di bawah 90%, mesin tidak bisa menyala karena kandungan airnya terlampau tinggi. Sebetulnya bioetanol berkadar kemurnian 95% masih layak dimanfaatkan sebagai bahan bakar motor. Hanya saja, dengan kadar kemurnian itu perlu penambahan zat antikorosif pada tangki bahan bakar agar tidak menimbulkan karat. Semakin besar kadar etanol, semakin bagus performa mesin. Masalahnya, etanol bersifat higroskopis, mudah menarik molekul air dari kelembapan udara. Di Indonesia yang udaranya lembab, problem ini bisa menjadi masalah serius.
Secara umum ethanol/bio-ethanol dapat digunakan sebagai bahan baku industri turunan alkohol, campuran untuk miras, bahan dasar industri farmasi, campuran bahan bakar untuk kendaraan. Mengingat pemanfaatan ethanol/bio-ethanol beraneka ragam, sehingga grade ethanol yang dimanfaatkan harus berbeda sesuai dengan penggunaannya. Untuk ethanol/bio-ethanol yang mempunyai grade 90-96,5% vol dapat digunakan pada industri.
Sedangkan ethanol/bioethanol yang mempunyai grade 96-99,5% vol dapat digunakan sebagai campuran untuk miras dan bahan dasar industri farmasi. Berlainan dengan besarnya grade ethanol/bioethanol yang dimanfaatkan sebagai campuran bahan bakar untuk kendaraan yang harus betul-betul kering dan anhydrous supaya tidak korosif, sehingga ethanol/bio-ethanol harus mempunyai grade sebesar 99,5-100% vol. Perbedaan besarnya grade akan berpengaruh terhadap proses konversi karbohidrat menjadi gula (glukosa) larut air.

8.             Industri pengharum ruangan
Karaginan adalah salah satu komponen yang berfungsi sebagai pembentuk gel (gelling agent) pada gel pengharum ruangan. Penguasaan teknologi formulasi diperlukan untuk mensubtitusi bahan pembentuk gel dalam pembuatan gel pengharum ruangan, sehingga dapat diperoleh nilai tambah dari karaginan. Gel pengharum ruangan akan mempunyai sineresis yang rendah dan kekuatan gel yang tinggi jika komponen pembentuk gel dan zat pembawa saling mendukung untuk menghasilkan sifat-sifat fisik yang baik. Bahan pembentuk gel yang biasa di pasaran adalah gellun gum.
Komposisi umum dari pengharum ruangan terdiri dari bahan pembentuk gel, carrying agent, surfaktan, dan pewangi. Surfaktan sangat diperlukan dalam pembuatan gel pengharum ruangan. Surfaktan berfungsi mengurangi tegangan permukaan antara pelarut pembentuk gel yaitu air (polar) dengan komponen zat pembawa seperti pewangi ( fragrance) yang bersifat non polar. Jenis surfaktan yang umum digunakan adalah kombinasi senyawa amine oxide dan linear alcohol alkoxylate. Pemakaian parfum yang mengandung senyawa organik/volatile organic compounds (VOCs) yang berlebih dalam gel pengharum ruangan tidak diperbolehkan karena membahayakan kesehatan. Hal ini sesuai dengan peraturan EPA (Environmental Protection Agency), bahwa pemakaian maksimal VOCs dalam pengharum ruangan adalah 3% sedangkan penggunaanya selalu melebihi 3%, sehingga para ahli parfum dan ahli kimia berusaha membuat formulasi gel dari pelarut air. Oleh karena itulah sekarang hidrokoloid rumput laut (karaginan) lebih aman bagi kesehatan jika digunakan dalam pembuatan parfum maupun pengharum ruangan.
 
9.             Industri-industri lain
Selain digunakan dalam industri tersebut diatas rumput laut juga digunakan dalam berbagai bidang, yaitu:
a.              Lapisan pembungkus sebagai pengontrol kelembaban.
b.             Sebagai gelling agent pada produk minyak rambut, shampo, cat.
c.              Makanan hewan, makanan ikan, obat salep dan bahan pencetak gigi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments system